Kamis, 31 Desember 2009

Hexatinellida

PENDAHULUAN

Porifera berasal dari kata porus yang berarti lubang kecil dan faro yang berarti membawa atau mengandung. Oleh karena itu Porifera dapat diartikan hewan yang tubuhnya mengandung lubang-lubang kecil atau hewan berpori-pori.
Pada filum ini terdapat beberapa kelas, yaitu kelas Calcarea, Hexactinellida, dan Demospongia. Namun dalam makalah ini hanya dibahas tentang kelas Hexactinellida saja.
Kelas Hexactinellida berbeda dari kelas-kelas yang lain. Perbedaan ini dilihat dari struktur penyusun spikulanya. Spikula pada kelas ini tersusun dari silika.













KELAS HEXACTINELLIDA


A. Ciri-Ciri

Hexactinellida dalam bahasa Yunani (hexa berarti enam) atau Hyalospongiae (dalam bahasa yunani, hyalo berarti kaca/transparan, spongia berati spons). Hexactinellida memiliki spikula yang tersusun dari silika. Mereka mempunyai sifat khas, yakni memiliki spikula dari silikon berbentuk triakson, yakni dengan enam jari atau perbanyakan dari enam jari. Badanya sering berbentuk tabung atau keranjang dan spikulanya dapat membentuk kerangka bersambung seperti kaca pintalan. Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat. Tinggi tubuhnya rata-rata 10-30 cm dengan saluran tipe askon.

B. Anggota Kelompok
Anggota kelompok Hexactinellida adalah Euplectella aspergilium dan Hyalonema. Euplectella aspergilium memiliki badan yang panjang, silendrik dan melengkung berdiri tegak dengan topangan spikula. Di alam ia tertambat pada lumpur dasar laut dengan segumpal benang-benang silikon di ujung belakang. Dinding belakangnya seperti pada semua Hexactinellida, berisi ruang-ruang berflagella berbentuk sarung jari (Thimble). Rongga kloaka yang besar sering menjadi tempat tinggal sepasang jenis hewan Vertebrata dari kelas Crustacea, Spongicola venusta.







Euplectella aspergilium Hyalonema
C. Klasifikasi
Kelas hexactinellida terbagi menjadi dua ordo, yaitu:
1. Ordo hexastotophora
Spikulanya kebanyakan berbentuk seperti bintang (astrose), contoh: Euplectella.

2. Ordo amphidiscophora.
Spikulanya bukan berbentuk bintang melainkan berbentuk amfidiskus, contoh: Hyalonema.

D. Reproduksi
Reproduksi dari jenis kelas ini belum diketahui secara pasti, oleh karena itu kita hanya dapat menjelaskan reproduksi pada Porifera secara umumnya. Perkembangbiakan dilakukan baik secara aseksual maupun seksual. Secara aseksual dengan menghasilkan tunas yang disebut gamulle (gammules). Tunas tersebut itu dapat lepas dan membentuk hewan terpisah atau tetap menempel.
Perkembangbiakan seksual, ovum yang telah dibuahi oleh spermatozoid masih tetap tinggal di dalam tubuh induknya. Setelah terjadi pembuahan, maka zygot akan membelah diri berulang kali membentuk larva berambut getar yang disebut amphiblastula dan kemudian akan keluar dari tubuh induknya melalui osculum. Amphiblastula mencari lingkungan yang dapat menjamin kebutuhan hidupnya. Bila sudah ditemukan tempat yang sesuai, maka ia akan melekatkan diri pada suatu objek dan tumbuh menjadi porifera baru.

E. Habitat
Hewan ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200 - 1.000 m. Euplectella aspergilium banyak ditemukan di dekat pulau Filipina.

F. Ancaman Lingkungan dan Statusnya
Sisa-sisa dari fosil dari kelas Hexactinellida banyak di temukan, yang menunjukkan bahwa mereka selalu berada dalam jumlah besar .
DAFTAR PUSTAKA

Romimohtarto, Kasijan. 2001. Biota Laut. Jakarta: Djambatan.
Syahputra, Irwan. Mengenal Seluk Beluk Phylum Porifera. (Online). (http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/10/mengenal-seluk-beluk-phylum-porifera/.htm diakses 28 Maret 2009)
Yasin, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan. Surabaya: Sinar Wijaya

diplopoda


Pendahuluan
Kelas Diplopoda atau yang dikenal dengan luing (kaki seribu) merupakan kelas dari filum Antropoda. mereka sudah ada sekitar 400 juta tahun yang lalu sehingga layak disebut hewan purba. Sangat berpengaruh dalam rangkaian ekologi bisa dikatakan sebagi dekompuser, karena mereka merupakan komponen utama perombak kayu dan dedaunan di lantai hutan,terutama di daerah tropika.
Walaupun dinamakan kaki seribu, tetapi pada dasarnya hewan ini tidak benar-benar memiliki kaki yang berjumlah seribu. Para ilmuan ada yang telah membuktikan spesies yang memiliki kaki yang paling banyak yaitu Illacme plenipes hanya memiliki 750 kaki atau 350 pasang. Sedangkan kelas yang lainya umumnya lebih sedikit biasanya 100-300 kaki saja.
Kami berharap dengan adanya makalah ini kita semua dapat mengenal kelas diplopoda lebih jauh lagi.
Disini kami akan membahas antara lain ciri-ciri secara umum, struktur tubuh, reproduksi, klasifikasi, pertahanan hidup, beberapa spesies yang special, baik yang masih ada, hampir punah maupun yang sudah punah, juga cara memperoleh makanan. Ciri yang paling umum bahwa kelas diplopoda ini memiliki dua pasang kaki pada tiap segmennya, ini membedakan kelas lain yang kakinya juga banyak.
Kami juga akan menampilkan beberapa gambar yang bertujuan untuk mempermudah dalam memahami atau mengenali baik stuktur atau spesies. Juga akan kami lampirkan beberapa dafatar istilah.










Ciri Kelas Diplopoda
Diplopoda berasal dari kata di = dua dan podos=kaki, Jadi Diplopoda adalah kelas hewan yang memiliki dua pasang kaki. Ciri-ciri umum dari Diplopoda adalah sebagai berikut:
1. Tubuhnya berbentuk silindris dan beruas-ruas (25-100 segmen) terdiri atas kepala dan badan. Setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai taring bisa (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi.
2. Pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dengan dua kelompok mata tunggal.
3. Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk.
4. Respirasi dengan trachea yang tidak bercabang.
5. Alat ekresi berupa dua buah saluran malphigi.

Struktur Tubuh
Kaki seribu memiliki tubuh yang terbagi atas dua bagian, kepala di sebelah depan dan bagian tubuhyang panjang dibelakangnya. Tubuhnya terdiri dari segmen-segmen tubuh berbentuk cincin
Pada hampir setiap segmen tubuh dari kaki seribu dewasa terdapat dua pasang kaki. Segmen tubuh pertama setelah kepala disebut tengkuk (collum) dan tidak berkaki. Tiga segmen berikutnya (segmen 2 hingga 4) mengandung sepasang kaki pada tiap segmennya Kaki seribu yang belum dewasa sering kali mempunyai segmen terakhir yang tidak berkaki. Kaki seribu yang belum dewasa sulit sekali ditentukan jenisnya. Oleh karena itu pilihlah kaki seribu dewasa, spesimen yang segmen terakhirnya lengkap dengan kaki atau specimen yang hanya mempunyai sedikit segmen tanpa kaki untuk ditentukan identitasnya.
Alat mulut kaki seribu hanya memiliki dua pasang alat mulut, mandibula yang digunakan untuk mengunyah dan suatu keping di sebelah belakang yang disebut gnathochilarium.


Organ Tömösváry: Ini adalah organ perasa yang terletak di kepala pada kebanyakan kaki seribu.Organ ini umumnya berbentuk cincin yang agak menonjol, tetapi dapat juga berbentuk ladam atau hanya sekedar berbentuk suatu lubang. Posisinya terletak di bagian belakang dasar sungut. Tidak semua bangsa kaki seribu memiliki organ ini.
Ozopor: Organ ini pada kebanyakan bangsa kaki seribu terdapat pada sejumlah segmen tubuh, yaitu lubang kelenjar yang menghasilkan bau tertentu. Bagian ini agak sulit untuk dilihat. Pada kebanyakan hewan, ozopore terletak di sebelah samping tubuh dan dimulai pada segmen ke enam. Pada sebagian kecil kelompok hewan ini, lubang kelenjar terdapat di sepanjang bagian tengah dorsal.
Paranota: Bagian dorsal setiap segmen cincin ditutupi dengan perisai yang kerat dan disebut tergit.Pelebaran kearah samping tubuh dinamakan paranota.
Kebanyakan kaki seribu memiliki “bintik mata” pada daerah sisi kepala. Mata demikian dapat terdiri dari sejumlah bintik mata yang bersatu membentuk daerah penglihatan. Sejumlah kaki seribu, misalnya Polydesmida, tidak pernah memiliki bintik mata. Kaki seribu yang hidup di dalam gua pada beberapa bangsa telah kehilangan alat penglihatan mereka, meskipun kerabatnya yang hidup di permukaan tanah mempunyai daerah penglihatan yang terbentuk dengan baik.
Kaki seribu dewasa umumnya mempunyai alat kelamin yang jelas. Alat kelamin tentu terdapat pada kedua jenis kelamin, hanya lebih nyata pada hewan jantan. Kaki yang berubah menjadi alat kelamin umumnya dapat ditemukan di dua bagian, di daerah segmen cincin yang ke tujuh atau pada bagian ujung tubuhnya, meliputi pasangan kaki yang terakhir.
Pasangan kaki yang terakhir umumnya dinamakan telopod. Pasangan kaki ke tujuh yang termodifikasi kadang-kadang tersembunyi pada suatu kantung. Pada kelompok hewan demikian hewan jantan terlihat tidak punya pasangan kaki pada segmen ke tujuh). Pasangan kaki ke tujuh yang mengalami modifikasi dikenal dengan gonopod. Organ ini sangat penting untuk mengidentifikasi jenis. Hewan betina mempunyai alat kelamin (kadang-kadang disebut cifopod) dapat ditemukan di sebelah belakang pasangan kaki kedua.



Lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini:




Gambar 1. Bagian-bagian tubuh suatu kaki seribu jantan dari Bangsa Julida. Pada tampak samping kaki pada bagian segmen depan, kaki-kaki terlihat lebih depan dibandingkan dengan tempat sebenarnya (menurut Blower, 1985). Perhatikan bahwa pasangan kaki pertaman berbentuk cakar adalah ciri paling jelas dari Julid jantan. collum = tengkuk, ocelli = bintik, mata, ocular field = daerah mata, mandible = rahang, ozopore(s) = ozopor, gonopod(s) = gonopod, leg(s) = kaki.
Gambar 2:






Gambar 7. Struktur segmen cincin (diplosegmen)(menurut Demange, 1981). ozopore(s) =ozopor, leg(s) = kaki, gland = kelenjar, prozonite = prozonit, metazonite = metazonit,
suture = sambungan, stigma = lubang halus, sternite = sternit, posterior = belakang, anterior = depan.

Habitat
Hewan ini hidup didarat tempat, tempat gelap seperti di dalam gua, dan pada daerah yang lembab seperti pada dedaunan mati dan serasah kayu.

Sistem Peredaran Darah
Darah tidak berwarna merah karena tidak mengandung hemoglobin (Hb), melainkan hemosianin yang larut dalam plasma. Dari jantung darah dipompa ke dalam arteri ke tiap segmen, dan kembali ke jantung lewat hemosoel (rongga tubuh yang mengambil bagian dalam peredaran darah).


Reproduksi
Pada kelas diplopoda sudah dapat dibedakan jantan dan betina. Bukaan genital terletak pada segmen ketiga, dan pada jantan disertai oleh satu atau dua penis, yang paket setoran sperma ke gonopods. Pada wanita, membuka pori-pori genital ke kamar kecil, atau vulva, yang ditutupi oleh tudung kecil seperti penutup, dan digunakan untuk menyimpan sperma setelah sanggama.
Dalam beberapa spesies jantan memancarkan feromon untuk menarik si betina. Sebelum perkawinan, kaki seribu jantan terlebih dahulu mengisi organ-organ seksual sekunder dari yang utama, untuk melakukan hal ini dia harus menekukkan tubuhnya ke depan sehingga spermatophore dari Gonopores pada segmen tubuh ke-3 dapat ditransfer ke Gonopods (berarti 'seks-kaki') pada 7 segmen tubuh.
Kaki seribu jantan dan betina melakukan pendekatan untuk kawin dengan cara, kaki seribu jantan berjalan di belakang betina dan merangsang dengan irama pulsa dari kakinya. Ketika betina mengangkat segmen depan jantan mengelilingi tubuhnya dan ketika mereka menentang alat kelamin transfer sperma terjadi. Sperma dilewatkan ke perempuan sebagai sebuah paket disebut spermatophore. Gonopods atau organ seksual sekunder yang digunakan dalam transmisi spermatophore ini bervariasi dalam bentuk dengan spesies yang berbeda, ini terkait erat dengan membantu menghentikan bentuk spesies hybridizing.. Betina dapat dan akan kawin beberapa kali dalam jenis Iulid tetapi jenis Polydesmoid betina cenderung untuk kawin hanya sekali dalam semusim.
Betina menghasilkan 10-300 telur dalm satu waktu, telur ditempat pada tempat yang lembab atau sampah organik, walaupun terkadang di tempat yang kering, sarang akan dilapisi dengan kotorannya.

Pertahanan diri
Kaki seribu tidak menggunakan sungut berbisa untuk melindungi diri dari musuh. Mekanisme pertahanan utamanya adalah menggulungkan diri. Tetapi ada juga yang memancarkan zat beracun berupa hydrogen sianida melalui pori-pori di sepanjang sisi tubuh. Zat ini mampu membakar eksoskeleton dari serangga kecil pengganggu seperti semut.

Makanan
Hewan kelas diplopoda bersifat herbifor, memakan dedaunan, maupun kayu-kayu yang membusuk. Hanya yang berukuran saja menggigit manusia tetapi hanya sebagai mekanisme pertahanan. Kebanyakan kaki seribu membusuk makan daun dan mati lain tanaman materi, pelembab makanan dengan cairan dan kemudian menggoreskan dalam dengan rahang.

Klasifikasi

Taksonomi berdasarkan filogenetik
Dipopoda dibagi dalam lima belas bangsa, nammun yang akan di bahas hanya beberapa bangsa saja, pengellompokan luwing dilakukan berdasarkan urutan filogenetiknya. Berikut adalah urutan pengklasifikasiaan kelas diplopoda:

Basal genus Eileticus (fosil)
• Subclass Penicillata Latreille, 1831
Order Polyxenida Lucas, 1840.

Harpaphe haydenia
• Subclass Arthropleuridea (sementara ditempatkan di sini; fosil)
• Subclass Zosterogrammida Wilson, 2005 (fosil)
• Subclass Pentazonia Brandt, 1833
Basal genus Amynilyspes (fosil)
\Superordo Limacomorpha
Order Glomeridesmida Latzel, 1884
Superordo Oniscomorpha
Order Glomerida Leach, 1814
Order Sphaerotheriida Brandt, 1833
Keluarga Sphaerotheriidae Koch, 1847
Keluarga Sphaeropoeidae Brölemann, 1913
• Subclass Archipolypoda Scudder, 1882
• Subclass Helminthomorpha Pocock, 1887
Superordo Pleurojulida Schneider & Werneburg, 1998 (fosil)
Superordo Colobognatha (paraphyletic?)
Order Polyzoniida Gervais, 1844
Order Platydesmida DeSaussure, 1860
Order Siphonophorida Hoffman, 1980
Superordo "Merocheta"
Order Polydesmida Pocock, 1887
Superordo Nematophora
Basal genus Hexecontasoma (fosil)
Order Callipodida Bollman, 1893
Order Chordeumatida Koch, 1847
Order Stemmiulida Pocock, 1894
Superordo Diplocheta
Order "Xyloiuloida" Cook, 1895 (fosil)
Order Julida Brandt, 1833
Order Siphoniulida Cook, 1895
Order Spirobolida

Narceus americanus
Order Spirostreptida



Kareteristik dari beberapa ordo:
 Ordo Glomerida
Dari ordo ini dapat kita salah satu spesies yaitu luing pil (Arthrosphae a rmagna). Hewan ini memiliki ukuran yang lebih kecil atau pendek, dengan hanya memiliki 11-13 segmen tubuh (Racheboeuf, 2004), dan mampu menggulung menjadi bentuk sebuah bola jika diganggu. Keluwing pil adalah herbivora, mencari makanan di materi pembusukan tanaman (Anonim, 2007).
Keluwing yang termasuk dalam genus Arthrosphaera adalah penghuni daerah tropis yang sangat melimpah pada horizon tanah atas di hutan di kawasan lembab. Mereka endemik dan bisanya berperan dalam pembentukan berbagai tipe humus. Mereka terbatas dalam daerah persebaran yang luas di wilyah Indo-Australia, Afrika Selatan dan Madagaskar. Semenanjung India dihuni oleh sekitar 27 spesies Arthrosphaera. Mereka diketahui berasal dari wilayah yang cukup curah hujan, hutan tertentu di Ghats Barat dan Ghats Timur. Genus Arthrosphaera memiliki ukuran tubuh yang besar (panjang 3-6 cm, lebar 1,5-3 cm) dan jika diganggu akan menggulung menjadi pil raksasa, karena itulah disebut dengan Keluwing Pil (Ashwini dan Sridhar, 2006).
Berikut adalah gambar spesiesnya Arthrosphae a rmagna :

Sebelum menggulung Setelah menggulung

 Pauropoda dan Symphyla
Merupakan ordo (bangsa) dari diplopoda yang berukuran kerdil timgkat rendah, kaki seribu bangsa ini umumnya hidup di antara serasah atau dalam kayu yang lapuk.

Status Hidup Hewan Kelas Ini
- Jumlah spesies bernama: - sekitar 10 000
- Kaki seribu yang paling kaki: - Illacme plenipes 375 pasang atau 750 kaki sama sekali
- Kaki seribu dengan sedikit kaki: - Polyxenus lagurus 12 pasang atau hanya 24 kaki
- Yang terpanjang terpanjang dikenal: - Graphidostreptus gigas dan Scaphistostreptus seychellarum baik di 28cm atau 11 in
- Terpanjang yang pernah diketahui: - Arthropleura sp. naik menjadi 1,8 meter atau 6 meter dan 0,45 meter atau 1,6 kaki lebar (meskipun ada beberapa discrepency tentang apakah mereka benar-benar kaki seribu)
- Terpendek: - Polyxenus lagurus panjang 2-3 mm
- Fosil tertua: - Kampecaris tuberculata dari Siluria Red Sandstone
- Spesies yang tinggal di gua: - Aragosoma Barbieri
- Desert spesies: - Archispirstreptus syriacus dan Orthoporus ornatus
- Alpine spesies: - Trimerophorella nivicomes 2 500m di atas permukaan laut dan Trimerophorella niger at 2 800m
- Arboreal spesies: - Tachypodiulus niger dan Nemasoma varicorne
- Jumping : - Diopsiulus regressus
- Bercahaya kaki seribu: - Sebagian besar dalam genus Motyxia (= Luminodesmus) (Polydesmidae) dan sebagian besar dari California Motyxia sequoiae

Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Struktur tubuh bersegmen-segmen dengan tiap segmennya terdiri dari dua pasang kaki.
2. Habitat darat, tempat gelap dan tempat lembab.
3. Darah tidak mengandung haemogbin tetapi mengandung haemosinin yang larut dalam darah, sehingga darah tidak bewarna.
4. Pertahan diri yang utama dengan menggulungkan tubuh menjadi kumparan yang kuat.
5. Bersifat herbivore dengan memakan dedaunan dan pohon yang telah mati, dapat dikatakan sebagai dekompuser.







Daftar Pustaka
Ashwini, K.M dan Sridhar, K.R. 2006.”Breakdown of Plantation Residues by Pill Millipedes (Arthrosphaera magna) and Assessment of Compost Quality”. Current Science, Vol. 90, No. 7, p.954-959
Mr Gordon Ramel. 2009. The diplopoda. http//www.google.com
Radiopotroe. 1989. Zoologi Umum. Jakarta: Erlangga.